Senin, 21 April 2014

persaingan

Persaingan Dagang dan Posisi Konsumen, Bagaimana Pendapat Friend ?

12 November 2011 pukul 21:54
Ada banyak alasan mengapa seseorang terjun dalam sebuah bidang
usaha. Tapi diantara ragam motivasi yang ada, saya percaya uang
adalah tujuan utama setiap pengusaha. Hal yang sah dan
wajar-wajar saja, karena bagaimanapun dunia berputar dengan dan
oleh uang. Tak pelak, kehadiran pengusaha-pengusaha baru ini
membawa sebuah kata yang sering kali begitu ditakuti. Persaingan.
Implikasi sederhana namun tidak jarang dibuat sulit oleh sebagian
orang.


Melindungi sebuah bidang usaha dari persaingan sama mustahilnya
dengan menyuruh seseorang membayar udara yang dihirupnya dengan
alasan udara tersebut berada di wilayah rumah Anda. Mungkin akan
berhasil tiga empat dekade yang lalu, tapi tidak saat ini.
Kemajuan teknologi dan informasi membuat orang semakin mudah
memasuki sebuah bidang usaha. Persaingan adalah hal yang tidak
bisa kita hindari lagi.

Satu hal yang saya pelajari dari pengusaha-pengusaha besar
lainnya adalah bahwa saya harus berlapang dada menerima
persaingan sekaligus menantang diri saya untuk menghasilkan
produk yang lebih baik. Bertahan dengan mengandalkan inovasi dan
kualitas, bukan dengan pembatasan atau monopoli. Sia-sia rasanya
memberantas setiap pengusaha baru yang hendak memasuki bisnis
yang sama. Sementara energi yang ada bisa saya gunakan untuk
memperbaiki produk dan jasa yang saya tawarkan. Toh, pada
akhirnya konsumen bisa memilih sendiri, mana yang cocok dengan
kebutuhan mereka.

Itu sebabnya saya merasa terkejut bukan kepalang, ketika saya
menerima surat gugatan dari salah satu pebisnis emas logam mulia.
Kesalahan saya bagi mereka adalah memasuki bisnis yang sama.
Ada-ada saja yang mereka sengketakan. Mulai dari nama produk,
sistem transaksi bahkan penggunaan kalimat-kalimat dalam ebook
yang saya bagikan untuk pembaca antamgold.com

Saya kecewa mengetahui masih ada pengusaha yang melakukan
cara-cara demikian untuk melindungi usahanya, yang notabene bukan
hasil pemikirannya sendiri. Andaikan mereka adalah orang pertama
yang menemukan sistem pool account, maka wajar jika mereka
menggugat siapapun yang menggunakannya tanpa ijin. Tetapi jika
mereka juga mengadaptasi sistem yang sudah berlaku lama di negara
lain, memolesnya agar lebih cocok untuk masyarakat Indonesia,
maka tindakan menggugat orang yang menggunakan sistem yang sama
terasa absurd. Bayangkan Anda seorang tukang nasi goreng dan Anda
menggugat tetangga Anda yang juga memutuskan menjual nasi goreng
dengan alasan Anda sudah menjual nasi goreng lebih dulu. Anda
memprotes cara tetangga Anda menggoreng telur dengan dalih, Anda
sudah lebih dulu berjualan nasi goreng. Dan Anda bukan penemu
nasi goreng. Betapa tidak masuk akalnya.

Terlebih lagi saat mereka juga menggugat ebook Investasi Cerdas
ala Rencana emas. Buku yang saya susun agar masyarakat Indonesia
memahami sekelumit investasi emas. Memang saya akui, saya bukan
pengarang investasi kenamaan seperti Robert T. Kiyosaki. Tetapi
demi buku itu saya melakukan riset, mengumpulkan data, bertanya
pada mereka yang lebih ahli dari saya untuk kemudian dengan saya
tuang menjadi sebuah tulisan.

Orang sering bertanya apa tujuan saya menulis buku tersebut.
Jawaban saya sederhana, saya ingin masyarakat Indonesia
meletakkan dasar investasi emas dengan benar. Menghapus mitos
seputar investasi emas. Munafik jika saya berkata saya tidak
berharap mereka yang membaca tertarik mempercayakan investasi
mereka pada sistem saya. Tetapi seandainya mereka memutuskan
tidak berinvestasi dengan sistem Rencana Emas, saya tetap senang.
Buku itu adalah bagian dari tanggungjawab sosial saya pada
masyarakat umum. Karena saya percaya konsumen Indonesia sudah
mampu memilih apa yang baik sesuai dengan kebutuhan mereka.

Kekecewaan saya bertambah saat saya dituduh meniru dan mengambil
materi mereka. Langkah kosong dari mereka yang begitu takut
menghadapi persaingan. Mereka menuduh saya menggunakan kata-kata
yang sama dengan isi web mereka. Bayangkan, betapa bingungnya
saya. Saya dituduh plagiat karena saya menulis kata
“menggunakan” atau rangkaian kata “emas logam mulia”.
Bukan paragraf, bukan keseluruhan bab, melainkan kata per kata.
Kata-kata yang ada karena termasuk dalam bahasa Indonesia baku.

Saya sedih sekaligus marah. Sedih karena masih ada pengusaha yang
berharap dapat memonopoli sebuah bidang usaha, dan untuk
mencapainya ia menggunakan segala cara. Saya marah, karena saya
tidak merasa melakukan apa yang mereka tuduhkan. Perasaan yang
pasti muncul saat seseorang menyerang jerih payah Anda dengan
tuduhan kosong meniru.

Antamgold tidak lahir dalam semalam. Ada kucuran keringat dan
usaha dari beragam pihak hingga ia berdiri. Mulai dari desain
web, pemilihan nama, hingga ebook yang kini berada di tangan
Anda. Dan ketika ada pihak yang menyatakan bahwa dirinya lebih
layak, lebih berhak, hanya dengan alasan “saya yang pertama”,
saya geram. Layak tidaknya seseorang berada dalam sebuah bidang
bisnis tidak ditentukan oleh kalimat “saya sudah lebih dulu
berada di bisnis ini” melainkan oleh konsumen. Biarkan konsumen
yang memilih dan menentukan siapa yang lebih baik.

Inilah unek-unek saya selama beberapa bulan terakhir. Saya
berterimakasih pada mereka yang sudah menjadikan antamgold.com
ada. Mereka adalah nasabah Rekening Emas, yang sudah
mempercayakan investasi mereka pada perusahaan saya. Saya
berharap surat ini dapat menjelaskan pertanyaan yang mungkin
timbul akibat persengketaan saya dengan pihak lain. Saya akan
tetap mempertahankan keyakinan saya bahwa sengketa ini pada
dasarnya hanyalah kesia-siaan belaka. Dan salah satu wujud
perlawanan saya adalah dengan tetap membuka kanal unduh ebook
Investasi Cerdas ala Rencana Emas. Sila unduh di website kami
antamgold.com Harapan saya hanyalah agar Anda mendapat manfaat
dari dari ebook tersebut.

Terima kasih telah membaca dan mendengarkan unek-unek saya
teman teman.


Wasalam.

Jakarta, November 2011
Indra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar